ALIRAN PEMIKIRAN DALAM FILSAFAT ILMU SOSIAL
Positivisme
2. Postpositivisme
3. Kontruktivisme
3. Teori Kritis
Positivisme
• Positivisme diawali oleh A. Comte: 3 tahap pemikiran manusia: teologis, metafisik dan positif
• Positivisme berdasarkan ontologi realisme: realitas ada dalam kenyataan yang berjalan sesuai dg hukum alam
• Obyek dan pernyataan ilmu hrs memenuhi syarat: observable, repeatable, measurable, testable, predictable
Postpositivisme
• Postpositivisme berdasarkan filsafat realisme kritis (critical realism): realitas memang ada sesuai dengan hukum alam, tetapi realitas tidak dapat dilihat secara benar oleh manusia.
• Metode eksperimen dan observasi belum cukup, perlu triangulasi (penggunaann berbagai metode, sumber data, peneliti dan teori)
• Hubungan subyek dan obyek bersifat interaktif, subyek harus senetral mungkin,
Konstruktivisme
• Konstuktivisme muncul dengan menolak 3 prinsip positivisme:
- ilmu merupakan upaya mengungkap realitas
- hubungan antara subyek dan obyek penelitian harus dapat dijelaskan
- hasil temuan memungkinkan untuk digunakan proses generalisasi
• Realitas merupakan konstruk mental, bersifat sosial, lokal, dan spesifik.
• Realitas ada sebagai seperangkat bangunan yang menyeluruh dan bermakna yg bersifat konfliktual dan dialektis.
• Realitas yang diamati seseorang tidak dapat digenaralisasikan kepada semua orang
• Menganut pagam relativisme dalam memandang fenomena alam atau sosial
• Hubungan subyek dan obyek bersifat kesatuan, dengan setting natural, menggunakan metode kualitatif.
• Pengumpulan data dengan metode hermeneutik dan dialektik (konstruksi, rekonstruksi dan elaborasi suatu proses sosial)
Teori Kritis
• Realitas tidak dapat dilihat secara benar oleh pengamatan manusia.
• Dialog dan komunikasi sebagai metode menemukan kebenaran.
• Hubungan subyek dan obyek tidak dapat dipisahkan
• Menekankan subyektifitas karena nilai-nilai yg dianut subyek ikut campur dalam menemukan kebenaran
ILMU DAN MORAL
1. Ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai baik itu secara ontologis maupun aksiologis. Tugas ilmuwan adalah menemukan pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya
2. Netralitas ilmu terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya, bahkan pemilihan obyek penelitian, kegiatan keilmuan harus berlandaskan asas-asas moral
Pendapat Bahwa Ilmu Harus Berasas Moral, Ditujukan Untuk Kebaikan Manusia, Berdasarkan Alasan:
1. Ilmu secara faktual telah dipergunakan secara destruktif (perang dunia)
2. Ilmu telah berkembang dan makin esoterik sehingga ilmuwan telah mengetahui ekses-ekses yang mungkin terjadi.
3. Perkembangan ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaan seperti pada kasus revolusi genetika dan teknik perubahan sosial
Tanggung jawab sosial ilmuwan
• Peran ilmuwan bukan hanya memproduk ilmu, tetapi juga bertanggung jawab agar produk keilmuan sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
• Di bidang etika, tanggung jawab sosial seorang ilmuwan bukan lagi memberikan informasi namun memberi contoh.
sumber: Dr. Masrukin, M.Si
Tidak ada komentar:
Posting Komentar